beranda

Home | Profil | Tentang Hati | Motivasi | komputer | History | MP3 ku

Jumat, 19 Maret 2010

Iri Hati



IRI HATI


Iri hati adalah penyakit hati yang jarang disadari. Banyak orang yang tekun menjalankan ibadah. Shalatnya bagus dan benar. Suka bersedekah dan melakukan amalan – amalan sunat. Tetapi akhlak buruk seperti iri hati masih saja di biarkan bercokol dalam jiwanya. Dia mementingkan ibadah – ibadah lahiriah dan menghiraukan dosa yang dapat merusak amal ibadahnya tersebut. Ia membiarkan hatinya terkena penyakit dengki. Inilah kenyataan yang sering kita jumpai atau bahkan ada pada diri kita ; meremehkan dosa yang sangat berarti.
Iri hati di sebut juga dengki atau hasad. Ada bilang hasud. Yakni sikap tidak senang atas kenikmatan yang di peroleh orang lain. Karena perasaan tidak suka itu lalu diikuti suatu harapan agar kenikmatan itu lenyap dari orang lain dan berpindah kepada dirinya.
Meskipun ia tekun menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi jika jiwanya menyimpan iri hati kepada orang lain berarti hatinya busuk. Dadanya selalu di penuhi oleh keinginan agar kenikmatan atau kebahagiaan orang lain itu lenyap. Ia ingin agar kesenangan dan kenikmatan itu di nikmatinya sendiri.

Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya ; dan jika kamu ditim[a ole sesuatu bencana, mereka berkata, “sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi berperang) dan mereka berpaling dari rasa gembira” QS.At Taubah 50

Rasulullah SAW bersabda,”ada tiga perkara yang tak seorang pun selamat darinya, yaitu menyangka, meramal dan iri hati (hasad). Dan akan kuberitahukan kepadamu sekalian tentang hal yang dapat menyelamatkan dari bahaya itu, yaitu apabila engkau menyangka, jangan engkau benarkan, jika engkau meramal hendaknya jangan di tentang (disangkal), dan jika engkau hasud hendaknya jangan diikuti.

Sifat iri hati sering kali diemehkan oleh semua orang, tidak peduli orang mukmin atau tidak, hanya saja, orang yang pandai dan mendapat petunjuk akan dapat meredam nafsu yang cenderung merusak kebaikan itu.. bergantung bagaimana hati kita mampu mengekangnya . Jujur saja, dalam kehidupan sehari – hari, sifat dengki ini kadang – kadang muncul. Untuk dapat melemahkan sifat ini hati tersebut, maka kita sadar bahwa sifat itu merupakan akhlak buruk dan bukan karakter seorang muslim. Iri hati adalah karakter orang munafik. Dan kita tidak mau di bilang sebagai orang munafik. Orang yang bertabiat buruk, iri hati, akan dibenci Allah karena dianggap menentang kehendakNya. Sebab Allah berfirman, “ Orang yang dengki itu adalah musuh terhadap kenikmatanKu, marah erhadap keputusanKu dan tidak rela terhadap pembagianKu yang telah Kubagikan di antara hamba – hambaKu. “

Sifat iri hati seringkali di remehkan. Dianggap bukanlah suatu dosa yang berarti. Sehingga jika hati sudah ternoda dengan sifat iri hati ini semakin lama akan semakin kronis. Artinya, orang yang dengki semakin menjadi dengki dan sulit dilenyapkan jika tidak dilakukan dengan sungguh – sungguh.

Orang yang suka iri hati senantiasa tidak tenang, Tiba – tiba saja ia menjadi gelisah dan benci ketika melihat orang lain beruntng atau bahagia. Ia kemudian berusaha menjauhinya. Kalau perlu ditebarkan fitnah agar orang lain itu membencinya. Pikiranya selalu beerharap agar orang lain menderita. Ia akan puas hati jika orang lain, misalnya tetanggnya atau teman dekatnya menderita. Imam Ghazali mengatakan bahwa hasud (iri hati) merupakan natijah atau buah dari sifat dendam yang terkutuk dan sangat tercela. Dan sifat iri hati itu sendiri akan menimbulkan sifat tercela pula sehingga sukat diperinci satu persatu.

Orang yang didalam hatinya tersimpan iri hati pasti akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Sepanjang umurnya selalu merasa cemas dan dendam. Sementara dalam pergaulan di tengah masyarakat, ia akan di jauhi orang. Bai yang mendapatkan kenikmatan atau kesenangan akan menyingkir dan enggan bergaul dengan orang yang suka iri hati. Nabi Muhammad SAW bersabda,”Sesungguhnya bagi (setiap) kenikmatan Allah, di baliknya ada beberapa musuh. “ Sahabat bertanya, “ Whai Nabi, siapakah itu?” jawab Nabi SW,”yaitu orang – orang yang iri hati terhaap orang lain atas karunia Allah yang diberikan kepadanya.”

Sebab – sebab timbulnya sifat iri hati (hasud) di antaranya adalah karena adanya rasa permusuhan dan kebencian. Jika ada yang menyakiti tubuhnya atau hatinya, atau menyalahi tujuan dan kehendaknya, maka Ia akan membeci orang tersebut, selanjutna dalam hati timbul rasadendam yang mendorong untuk membalas. Jika dendam itu tidak dapat dilampiaskan secara nyata, maka ia berharap agar orang yang dibenci itu mendapat bencana dari Allah.

Sikap dan lintasan hati pendendam ini secara tidak langsung telah mengorbankan dirinya sendiri di sisi Allah, sebab yang diharapkan adalah sesuatu yang sama sekali tidak dapat dibenarkan oleh Allah dan agamaNya. Ia akan merasa puas dan gembir jika orang yang dianggap sebagai musuh itu mendapat bencana atau kesengsaraan. Ia mengira bahwa kesengsaraan musuhnya itu akibat pembalasan atau hukum karma darinya.

Namun jika orang yang di benci itu mendapatkan kesenangan (kenikmatan), maka hatinya menjadi sakit. Ia akan sangat tidak rela melihat kenyataan itu berada di depan hidungnya. Kadang – kadang dalam hatinya muncul pikiran buruk yang sesat. Yakni mengira musuhnya masih saja bergelimang kenikmatan. Hasud atau iri hati seperti ini menyebabkan bercokolnya rasa benci dan permusuhan. Semua itu tidak terlepas dari akhlak yang buruk.

Padahal puncak ketakwaaan seseorang kepada Allah ialah hendaknya seseorang tidak berbuat kesalahan pada orang lain dan tidak suka memperlakukan demikan. Namun jika ada orang yang berbuat menyakiti, baik hati maupun fisik, maka hendaknnya seorang muslim menahan sabar dan jangan menaruh dendam.

Iri hati bisa juga karena pengaruh suatu anggapan yang mengagumi dirinya sendiri. Di mana seseorang merasa dirnya lebih mulia di bandingkan orang lain. Ia meniai diri sendiri cukup isimewa dan tak ada bandinganya. Jika orang yang hendak “mengalahkan : dirinya dalam berbagai hal, misalnya harta, ilmu, pengaruh, umat dan sebagainya, tentu saja ia menjadi sakit.

Orang yang demikian biasanya selalu ingin di depan dan sangat mengharap dihormati orang lain. Ia ingin menjadi orang paling menonjol dalam segala hal. Hatinya selalu berharap agar jangan ada orang yang menandingi kedudukan dan kemampuannya. Karena itu,ia amat dengki sekiranya ada orang lain yang dengaap sebagai pesaing. Bisa – bisa orang yang dianggp sebagai pesaing itu disngkirkan, entah dengan cara sehat atau dnenga cara yang licik.

Adalah sebagai karakter oraang munafik, yaitu senang melihat orang lain gagal ; melihat orang lain menderita. Betapa gembiranya hati jika melihat orang lain gagal dalam berusaha atau kandas dalam mencapai cita – citanya. Jika yang gagal itu otang dekat, maka sifat munafik digunakanya, di depan ia berusaha ikut bersedih dan menghibur orang yang gagal itu. Namun didalam hati ia tertawa karena puas.

Menyembuhkan hati dari sifat buruk seperti itu memang tidaklah mudah. Diperlukan perjuangan dan latihan yang sungguh – sunguh. Sebab yan gharus dibersihkan adalah jiwa yang nyata- nyata tlah kotor dan dengki.

Sebagai seorang muslim hendaknya benar – benar merenungkan, bahwa iri hati adlah aklhak yang buruk, yang sangat tercela. Sesungguhnya banyak kerugian yang diderita oleh orang yang bersifat iri hati ini. Dalam ibadah, amalanya tidak di terima Allah karena di rusak oleh sifatnya sendiri. Jadi ke baikan – kebaikan yang telah di lakukan akan rusak juga, dan tak berarti. Nabi SAW bersabda, “ takutlah kalian pada kedengkian, sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan, sebagaimana apai memakan kayu dan rumput kering.”

Kaburukan lain yang ditimbulkan dengki ialah seseorang akan terdorong untk melakukan kemaksiatan. Bentuk kemaksiatan yang di lakukan ialah menggunjing, menghasud dan menjelek –jelekan orang yang di dengki, kemudian di timbulkan fitnah agar orang lain ikut membenci. Kemana saja pergi ia akan menggunjing dan membuka aib orang yang didengkinya. Perbuatan menggunjing. Membuka aib dan memfitnah orang lain, adalah merupakan akhlak buruk yang sangat tercela. Kalau sudah demikian, maka orang pendengki itu akan tertutup hatinya, Allah tidak akam memberi karunia kepadanya, melainkan hanya penderitaan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar